Pertanian Indonesia

Sejarah pertanian di Indonesia dimulai sejak lama 3000 tahun sebelum masehi, ketika praktik pertanian yang ditemukan oleh bangsa Sumeria di transfer melalui runtunan kebudayaan. Pertanian di Indonesia pada abad ke-19 dimulai dengan kedatangan Raffles yang memperkenalkan sistem pajak tanah dan sistem kepemilikan tanah.Sementara itu, perkembangan pertanian Indonesia sebelum Belanda ditentukan oleh adanya sistem pertanian padi dengan pengairan yang merupakan praktik turun-menurun. Pada tahun 1993, Keppres No. 83 diterbitkan untuk membentuk Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP).

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki banyak komoditas pangan unggulan lokal. Beberapa contohnya adalah padi, jagung, kedelai, kacang tanah, kacang hijau, dan ubi kayu. Indonesia juga memiliki komoditas seperti pisang, kentang, dan talas yang jarang disebut.Untuk menjamin ketahanan pangan nasional, Indonesia telah berupaya meningkatkan produksi padi, sorgum, ubi kayu, dan ubi jalar secara signifikan. Padahal permasalahan utama di bidang pangan masih belum tercapai swasembada pangan secara nasional.

Tanaman pangan tertanam di Indonesia meliputi padi, jagung, kedelai, kacang hijau, kacang tanah, ubi kayu, kentang, ubi jalar, talas, singkong, sukun, garut, dan sorgum. Setiap tanaman memiliki jenis produksi tertentu, seperti padi yang diproduksi sebagai gabah kering giling, jagung sebagai pipilan kering, kedelai sebagai biji kering, dan kacang tanah sebagai biji kering.Komoditas pangan lokal unggulan juga merupakan bagian dari tanaman pangan yang ditanam di Indonesia, seperti sorgum, ubi kayu, dan ubi jalar. Produktivitas dan stabilitas pasokan pangan juga menjadi faktor penting untuk memastikan produksi tanaman pangan di Indonesia tetap stabil.

Ada banyak kasus pertanian yang terjadi di Indonesia. Masalah yang paling umum adalah alih fungsi lahan, yang membuat rumah tangga kekurangan pangan. Serikat Petani Indonesia (SPI) melaporkan bahwa sepanjang tahun 2020, tercatat 37 kasus konflik agraria. Meskipun sumber daya alam Indonesia berlimpah, banyak petani masih miskin dan banyak usia produktif meninggalkan pertanian.Akibatnya, banyak kabupaten di Indonesia yang belum dapat mencapai target IP 400 tahun 2022. Itu beberapa informasi mengenai sejarah dan kasus pertanian yang ada di indonesia kurang dan lebihnya mohon maaf. Terima kasih