Permintaan minyak sawit oleh sektor manufaktur selama Januari-April 2020 masih tumbuh secara tahunan. Namun, memproses minyak ini tercatat lebih rendah dari realisasi periode yang serupa tahun lalu.
Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit (Gapki) mendata memproses minyak sawit mentah (crude palm oil/CPO) lebih rendah 12,2 persen dibandingkan dengan Januari-April 2019. Yaitu menjadi 15,03 juta ton. Namun, permohonan domestik meningkat sebesar 6,2 persen, menjadi 5,93 juta ton.
“Kami senantiasa waspada dikarenakan ini pandemi yang tidak dulu sadar dampaknya ke mana saja. Sampai kala ini [perkebunan kelapa sawit] relatif bertahan.
Kanya memerinci mengkonsumsi industri oleokimia pada April 2020 naik 10,57 persen dari bulan pada mulanya menjadi 115.000 ton Flow Meter Digital. Selama Januari-April 2020, permohonan oleh industri oleokimia rata-rata tumbuh 9,03 persen per bulan.
Adapun, pasokan minyak sawit ke industri oleokimia selama Januari-April 2020 meraih 399.000 ton. Kanya meramalkan mengkonsumsi minyak ini oleh industri oleokimia masih bakal bertahan meskipun pelonggaran protokol pembatasan sosial berskala besar (PSBB) dilakukan.
Seperti diketahui, industri oleokimia mengubah minyak sawit menjadi produk antara seperti soap noodle, fatty acidm gliceryn, dan metyl ester. Produk tersebut merupakan bahan baku produk kebersihan seperti sabun, sampo, dan hand sanitizer.
Serapan Industri Biodiesel
Di samping itu, permohonan oleh industri oleopangan naik tidak tebal 0,55 persen pada April 2020 secara bulanan menjadi 725.000 ton.
Adapun, April 2020 menjadi bulan pertama permohonan minyak sawit oleh industri oleopangan tumbuh sesudah permohonan pada Maret 2020 anjlok 8,26 persen secara bulanan.
Kanya menilai naiknya permohonan tersebut keliru satunya disebabkan oleh pemberlakuan protokol PSBB di di dalam negeri. Di segi lain, lanjutnya, pemberlakuan PSBB menurunkan serapan produk ke industri biodiesel.
Pelonggaran Kapasitas Transportasi Bisa Dorong Kebangkitan Sektor Pariwisata
Kanya mendata serapan industri biodiesel turun 16,79 persen secara bulanan. April tercatat menjadi bulan pertama kalinya serapan minyak sawit ke industri biodiesel turun selama Januari-April 2020.
Kanya berujar penurunan tersebut disebabkan oleh berkurangnya kegiatan truk-truk logistik selama PSBB. Namun demikian, Kanya tunjukkan serapan minyak sawit oleh industri biodiesel selama Januari-APril 2020 lebih baik dari periode yang serupa tahun lalu.
“Lebih tingginya mengkonsumsi [industri] biodiesel selama Januari-April 2020 dari [periode yang sama] tahun selanjutnya disebabkan oleh implementasi B30,” ucapnya.
Dari segi produksi, Kanya menjelaskan penurunan memproses minyak sawit pada April 2020 disebabkan oleh dampak bawaan dari kemarau panjang tahun lalu. Dengan demikian, Kanya tunjukkan pihaknya belum bakal mengubah tujuan memproses hingga akhir tahun ini.